Posted by : Unknown Selasa, 02 September 2014

Kali ini sebenarnya saya tengah bersedih, karena seorang akhwat yang dahulunya dekat sekali dengan saya kini sedikit demi sedikit ia menjauhi saya. ya begitu sekiranya yang saya rasa. Entah mengapa, mungkin memang Allah yang menghendakinya, agar saya sendiri dan lebih mendekat terhadapnya. Begitulah cara saya menghibur hati ini.
Sedih memang, namun tak ingin saya berlama-lama dalam kesedihan ini. Dan saya harus segera menghapusnya. Sebab kesedihihan tak diajarkan dalam Islam, bahkan dalam firman-Nya Allah SWT pun melarang.

Dan, janganlah kamu bersikap lemah dan jangan (pula) bersedih hati”
(QS. Ali 'Imran: 139)
"Janganlah bersedih atas mereka" (kalimat ini disebut berulangkali dalam
beberapa ayat al-Quran) dan,
“Janganlah kamu bersedih sesungguhnya Allah selalu bersama kita”
(QS. At-Taubah: 40)

Penting kita yakini, segala yang Ia larang tentu hanya untuk kebaikan kita. Karena Ia maha tahu, baik atau buruknya atas apa-apa yang Ia ciptakan. Berlarut dalam kesedihan tidak akan memberi dampak apa-apa selain rasa malas dan lunturnya semangat. Karena kesedihan ibarat air yang dapat memadamkan kobaran api semangat dan tekat. Ibarat salju yang dapat membekukan jiwa yang kukuh. Ibarat demam yang ampuh membuat tubuh lemas tak berdaya.
Dan tahukah kita, kesedihan adalah cahaya kebahagiaan bagi iblis. Karena kesedihan adalah pintu masuknya syetan dalam jiwa seorang hamba. Maka dari itu, ia selalu berupaya agar seorang hamba bersedih. Ia akan terus  membujuk rayu hati kita untuk berlarut-larut menghayati peristiwa kesedihan yang kita rasa. Agar setiap langkah kita terhenti untuk bangkit dan kembali pada keceriaan yang mampu menanamkan kobaran semangat dalam jiwa. Ini telah sebabnya mengapa  Allah peringatkan kita dalam firman-Nya untuk tidak berbisik-bisik (membicarakan rahasia dalam majelis).

“Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari setan supaya orang-orang
mukmin berduka cita”
(QS. Al-Mujadilah: 10)

Mengapa peringatan Allah demikian, sebab berbisik-bisik akan membuat sakit hati orang disekitar kita. Misal kita tengah membicarakan perkara yang tidak ingin orang lain mengetahui di tempat umum, hal ini dilarang, karena akan mengerakkan hati kita untuk berbisik-bisik dalam membicarakanya. Akibatnya akan menyakiti perasaan orang lain. Mungkin mereka kan merasa tidak dianggap (di kucilkan), mungkin juga merasa aibnya dibicarakan. Akan banyak sekali fitnah-fitnah kecil tumbuh setelahnya, dan bukankah sesuatu yang besar bermula dari yang kecil? Lantas mengapa hal ini dapat terjadi? Semua itu karena tersakitinya hati seseorang di antara kita. Maka janganlah kita melakukan hal tersebut. Terlebih lagi jika kita sengaja berbicara atau sendau gurau dengan mengabaikan satu kawan yang lain.

Dalam sebuah hadist, Dari Ibnu Umar, Rasul saw bersabdah:
“Apabila dalam satu jama’ah (kumpulan) terdiri dari tiga orang, maka jangan berbisik dua orang, hingga megabaikan orang ketiga”
(HR. Bukhori-Muslim)

Tambahan dalam riwayat Abu Daud :
{Abu Saleh berkata: tanyaku kepada umar “empat orang?”. Jawabnya: “tidak berbahaya”}
Tambahan dalam riwayat Malikndi dalam kitab Muwatha’ :
{Dari Abdullah bin Dinar: “Aku dan Ibnu Umar berada dirumah Khalid bin Ukbah yang berlokasi dipasar, lalu datanglah seorang pria hendak berbisik dengan Ibnu Umar, padahal tiada seorang pun bersama Ibnu Umar selain aku. Maka ia memanggil seseorang lagi, hingga menjadi genap 4 orang. Akhirnya  ia berkata kepadaku dan orang yang baru datang :”maaf, menyelisihi kalian berdua, sebab aku pernah mendengar Rasul saw bersabdah: janganlah dua orang berbisik, sedang seseorang dibiarkan sendirian”.
(HR: Malik)

Dari Ibnu Mas’ud, Rasul saw, bersabdah:
“Apa bila kamu bertiga (dalam kelompok), maka janganlah ada dua orang berbisik meninggalkan orang ketiga seorang diri, hingga kalian membaur dengan bnyak orang, sebab yang demikian itu membuat orang ketiga sedih seorang diri.”
(HR. Bukhori-Muslim)

Dari bebrapa hadist ini dapat kita simpulkan, bahwasanaya rasul saw. melarang kita menyakiti perasaan saudara kita dengan membiarkannya seorang diri. Sehingga meski kita berlima, berenam, bertujuh atau lebih maka janganlah kita berbicara (ngobrol) dengan beberapa orang dan membiarkan yang lain seorang diri
Kesedihan merupakan penyakit jiwa yang fatal, karenanya kita diperintahkan untuk mengusirnya sejau mungkin dan senantiasa melawan serta menundukanya dengan segala cara yang di syariatkan oleh Allah SWT . Bersedih tidak di diajarkan dalam Islam, bahkan dilarangnya karena bersedih memang sangat tidak bermanfaat. Maka dari itu Rasulullah saw senantiasa memohon perlindungan pada Allah unuk dijauhkan dari kesedihan. Demikianlah do’a rosulullah :
اَللّهُمَّ إنِّي أعُوذُبِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa sedih dan duka cita."




Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Cahaya Muslimah -